Instrumen Asesmen Kebugaran
Instrumen Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) merupakan satu paket rangkaian tes kebugaran siswa Indonesia yang harus dilakukan secara keseluruhan tanpa mengurangi dan menambahkan item tes lain
Penyusunan instrumen mengikuti prosedur standar dalam pengembangan instrument yang dilakukan oleh tim PPPPTK Penjas melalui: (a) analisis kebutuhan, (b) pengembangan draft produk, (c) justifikasi ahli, (d) uji coba kelompok kecil, (e) uji coba lapangan (kelompok), dan (g) uji validitas, reliabilitas dan kepraktisan instrument.
Instrumen tes dan pengukuran terstandar telah tersedia dengan berbagai ragam dan prosedur sesuai karakteristik “testee” atau orang yang dites/diukur. Ada banyak pilihan tes kebugaran jasmani yang ada di dunia seperti tes AAHPER Youth Fitness, Texas Youth Fitness, South Carolina Test yang digunakan di Amerika, NAPFA (The National Physical Fitness Award/Assessment) di Singapura, Manitoba Physical Performance di Canada, Australian Student Fitness Test di Australia, dan ASCPFT yang dibakukan untuk negara-negara Asia.
Tahap pengembangan produk dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) TKSI Fase A, untuk anak SD kelas 1-2, dengan Draf awal 20 butir instrument, uji coba kelompok kecil 16 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) 16 instrumen, (2) TKSI Fase B, untuk anak SD kelas 3-4, dengan Draf awal 20 butir instrument, uji coba kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) semua valid, (3) TKSI Fase C, untuk anak SD kelas 5-6, dengan Draf awal 26 butir instrument, uji coba kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) valid 16 butir instrument. (4) TKSI Fase D, untuk anak SMP, Draf awal 20 butir instrument, uji coba kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) valid 16 butir instrument. Dan (5) TKSI Fase EF, untuk anak SMA/SMK, dengan Draf awal 20 butir instrument, uji coba kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) valid 17 butir instrument.
Instrumen TKSI yang sudah divalidasi diujicobakan pada kelompok kecil dengan melibatkan para siswa SD, SMP, SMA/SMK dari 6 (enam) propinsi dengan jumlah 3600 siswa dari Medan Sumatra Utara, Bantul Yogyakarta, Pontianak Kalimantan Barat, Mataram Nusa Tenggara Barat, Makasar Sulawesi Selatan dan Ambon, Maluku. (e) uji coba lapangan (kelompok besar) dilakukan di 9 (sembilan) propinsi dengan jumlah 3600 siswa dari: Medan Sumatra Utara, Bantul Yogyakarta, Pontianak Kalimantan Barat, Mataram Nusa Tenggara Barat, Makasar Sulawesi Selatan, Ambon Maluku, Kota Bogor dan Depok Provinsi Jawa Barat, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan Provinsi Banten, dan Kota Denpasar dan Kab. Badung Provinsi Bali.